Pada tanggal 28 Oktober 2016 kemarin, TechCrunch melaporkan kalau Lazada, yang kini dimiliki oleh Alibaba, tengah “dalam pembicaraan” untuk mengakuisisi layanan pengantaran bahan pangan asal Singapura bernama Redmart.
Nilai dari akuisisi tersebut dikabarkan berkisar antara US$30 juta hingga US$40 juta (sekitar Rp390 miliar sampai Rp520 miliar). Angka tersebut tentu sangat kecil apabila kita melihat pendanaan terakhir sejumlah US$26,7 juta (sekitar Rp350 miliar) yang diterima Redmart pada tahun 2015 yang lalu.
Sebelumnya, Redmart dikabarkan juga telah melakukan pembicaraan dengan jaringan supermarket NTUC dan lembaga pendanaan GIC. Namun kedua diskusi tersebut gagal membuahkan hasil.
Amazon, yang dikabarkan tengah bersiap memasuki pasar Asia Tenggara, juga telah “menawar murah” Redmart di awal tahun 2016 ini.
Redmart sendiri merupakan layanan yang serupa dengan Happyfresh di tanah air. Meski telah berdiri sejak lima tahun lalu, Redmart masih hanya beroperasi di Singapura. Rencana mereka untuk berekspansi ke negara lain belum pernah terealisasi.
Akhir-akhir ini, kondisi keuangan Redmart memang cukup bermasalah. Meski pendapatan mereka terus berkembang, namun pengeluaran mereka justru naik lebih cepat.
HappyFresh sendiri baru saja mengumumkan penutupan bisnis mereka di Taiwan dan Filipina setelah mendapat pendanaan terbaru di akhir bulan Agustus 2016 yang lalu. Hal itu mereka lakukan demi berkonsentrasi mengembangkan bisnis di Indonesia, Malaysia, dan Thailand.
Selain HappyFresh dan Redmart, di Asia Tenggara juga ada sebuah layanan serupa bernama Honestbee, yang juga telah menghadirkan layanan mereka di tanah air sejak bulan Agustus 2016 yang lalu.
Jika Lazada benar-benar sukses mengakuisisi Redmart, bukan tidak mustahil kalau mereka juga akan menghadirkan layanan tersebut di tanah air untuk mengembangkan lini bisnis mereka di bidang e-commerce.
EmoticonEmoticon