-->

6 Tip Membangun Startup yang Berkesinambungan dari CEO Tokopedia

- Sabtu, November 19, 2016
Berada di sektor e-commerce yang kompetitif di Indonesia, sebagai perusahaan teknologi lokal Tokopedia telah menunjukkan taringnya. Perusahaan ini telah membuktikan bahwa ia bisa ada di tengah persaingan e-commerce lokal yang dibanjiri pula oleh pemain asing dengan sokongan finansial yang dimilikinya. “Kami (Tokopedia) beruntung mendapat kompetisi global dari awal memulai usaha ini,” terang William Tanuwijaya, CEO Tokopedia.
Menghadapi persaingan ini, William menyebutkan bahwa dirinya selalu memandang positif persaingan yang ada. “Dulu kami underdog (disepelekan). Kami mulai sebagai startup lokal dengan tim kecil. Jadi, kami harus percaya dengan diri sendiri ketika ngga ada yang percaya dengan kamu,” tegas William ketika menjelaskan pendiriannya.
Sejak berita pendanaan Tokopedia oleh Softbank dan Sequia dua tahun lalu, William mengaku perusahaannya telah bertumbuh sepuluh kali dan pendapatannya bertumbuh lima puluh kali. Lantas bagaimana Tokopedia bertahan di persaingan e-commerce Indonesia?

Punya alasan

Sebagai startup, jelas kamu akan mengalami kegagalan, dalam berbagai tingkat. Meski demikian, jangan menyerah, coba lagi. Untuk itu, kamu harus punya alasan yang jelas kenapa kamu mau membangun startup ini. William menyarankan agar produk dibangun dengan pelanggan sebagai pertimbangan utama. “Mendapatkan pendanaan setiap tahunnya bukan tujuan Tokopedia. Tapi, kami bangun produk untuk pelanggan. Misi kami mau demokratisasi perdagangan dengan internet dan teknologi.”

Tak selalu ikuti arus

Ketika banyak e-commerce menggelar hari belanja nasional (Harbolnas) yang banyak memberikan diskon dan menyediakan layanan COD (cash-on-delivery), tidak demikian dengan Tokopedia. Alasannya, untuk membedakan layanannya dengan e-commerce lain. “Kami tentukan apa kebutuhan pelanggan, bukan apa yang mereka inginkan.”
Sementara alasan Tokopedia tidak menyediakan layanan COD lantaran menurut William, model bisnis ini tidak akan bisa bertahan lama untuk wilayah kepulauan seperti Indonesia. Selain itu, model pengiriman ini juga tidak bertahan lama karena terlalu banyak risiko yang yang ditumpukan kepada penjual. “(COD) itu hanya bisa dilakukan di kota yang sama,” terangnya. Di sisi lain, layanan COD pun berbiaya tinggi.
“Pelanggan inginkan COD tapi mereka tidak membutuhkannya,” kata William lagi. Alasan pelanggan menginginkan COD menurut William pada dasarnya karena mereka tidak percaya pada pedagang online, ingin pembayaran secara tunai, dan soal singkatnya waktu untuk mendapatkan barang.
Untuk meningkatkan kepercayaan pelanggan, maka Tokopedia membuat layanan escrow dan rating penjual. Kendala pembayaran dengan uang tunai diatasi dengan membuka saluran pembayaran dari kantor pos dan convenience store. Sementara kendala waktu pengiriman diatasi dengan bekerjasama dengan penyedia layanan logistik, semisal Grab dan GO-JEK.

Don’t sprint, it’s a marathon

Kami tahu bahwa kami tidak akan untung dari hari pertama, tapi kami ingin dapat bertahan lama.

Sehingga harus ditekankan bahwa membangun startup bukanlah lari cepat tapi lari marathon. Semua tidak akan terjadi dalam sekejap. Bagi William, yang terpenting adalah mengukur keberhasilan dari sisi kualitas, bukan kuantitas.
Di Tokopedia keberhasilan bukan dilihat dari loyalitas pelanggan. “Kami lihat daily user dan active user, meningkat atau tidak,” tuturnya. Penilaian lain adalah bagaimana penjualan dari para pedagang. Bagi William, lebih baik mendapat sedikit namun berkualitas.

Akuisisi pelanggan

Bagi Tokopedia yang terpenting adalah bagaimana mendapat pelanggan. Buat kesetiaan pelanggan dan jaga. Maka, kamu akan punya banyak pelanggan. Mereka bertahan pada suatu layanan karena layanan itu membawa nilai untuk mereka. “Dulu saat kami tidak punya kapital, ini bukan soal satu juta orang yang terdaftar tapi bagaimana membuat sepuluh ribu pendaftar yang ada bisa kembali menggunakan layanan ini.”

Tim yang peduli

Agar bisa membuat produk yang nyaman digunakan oleh pelanggan, maka menurut William dibutuhkan tim yang peduli. “Tim kami mungkin bukan yang tercerdas, tapi mereka peduli tentang perusahaan dan pelanggan.”

Pecahkan masalah lokal

Banyak orang yang meniru model bisnis yang ada di luar. Namun, menurut William, ia tak melakukan itu. Alih-alih meniru, William memilih untuk menunggu hingga masalahnya benar ada. Sebagai contoh adalah solusi peminjaman dana bagi pedangan online di platform miliknya. Solusi ini diberikan lantaran banyak pedagang yang kesulitan meningkatkan skala usaha mereka lantaran mereka kesulitan mendapatkan pinjaman dana.


Sumber : Tech In Asia Indonesia


EmoticonEmoticon

 

Start typing and press Enter to search