-->

Kreatif, Warga Pesisir Aceh Manfaatkan Bakau Jadi Keripik

- Rabu, Oktober 26, 2016
Masyarakat wilayah pesisir Kecamatan Seunuddon, Aceh Utara, mulai diberdayakan menggunakan daun bakau (mang­rove) untuk diolah menjadi keripik sehingga bernilai ekonomis. Pemberdayaan masyarakat untuk memanfaatkan de­dau­nan pohon bakau tersebut dilakukan guna melestarikan bakau di daerah pesisir kecamatan itu.
“Melalui program ini, masyarakat tidak lagi menebang bakau untuk dijadikan bahan baku memasak garam, tetapi mereka memeliharanya dengan baik,” ujar seorang pemuda Desa Matang Kareng, Seuneddon, Aceh Utara, Mustafa Kamal, di Lhokseumawe, Selasa (30/8). Dikatakan, masya­rakat selama ini memanfaatkan kayu bakau untuk memasak garam. Tapi, saat ini, potensi sumber daya alam (SDA) daerah pesisir tersebut mulai dimanfaatkan untuk meningkat­kan ekonomi masyarakat.
“Ini saya lakukan untuk mengantisipasi penebangan po­hon bakau sehingga ke depan masyarakat akan memilih meng­gunakan biogas kotoran sapi untuk memasak garam,” ujarnya.
Disebutkan, proses pengolahan daun bakau menjadi keripik adalah setelah daun dijemur, selanjutnya dicampur aneka tepung, seperti tepung beras dan tepung pisang. Kemu­dian digoreng sehingga meng­hasilkan kerupuk rasa bakau.
Keripik yang saat ini sudah diproduksi masyarakat itu aman untuk dikonsumsi karena sebelumnya sudah melalui tahapan uji coba yang dilakukan sepanjang 2014-2015. “Dua tahun kita gagal, tetapi tahun ini kita berhasil mengolahnya menjadi keripik,” ujarnya. Sejauh ini lanjutnya, masyarakat setempat antusias mengolah keripik tersebut, apalagi daun bakau sangat mudah diperoleh di pesisir Seunuddon. “Kami sudah memproduksi 500 buah keripik mangrove, dan saat ini tengah dilakukan uji pasar,” jelasnya.
Pihaknya juga memprogramkan menggunakan lidi dari daun kelapa untuk diolah menjadi produk lidi berwarna warni sedangkan buah kelapa menjadi puding kelapa muda yang kini dikenal masyarakat perkotaan.
Mustafa Kamal mengharapkan dukungan Pemkab Aceh Utara karena pemberdayaan masyarakat yang dilakukan selama ini dinilai masih berjalan masing-masing. Ke depan, dia berharap dapat berjalan bersama-sama sehingga tekadnya menjadikan Seunuddon sebagai desa wirausaha segera terwujud.
Mustafa Kamal adalah pemuda Seunuddon yang berhasil menjuarai Kompetisi Datsun Rising Challenge 2 (DRC-2) Oktober 2015. Keberhasilan itu diraih atas ketekunannya memberdayakan masya­rakat mengolah bahan baku garam menjadi berbagai produk antara lain sabun cair, inovasi garam asam jawa dan garam jeruk nipis.


Sumber: Harian Analisa


EmoticonEmoticon

 

Start typing and press Enter to search