-->

Ikuti dan Nyontek Rahasia 5 Pengusaha Remaja Sukses Dunia Ini

- Minggu, Juli 09, 2017
Ikuti dan Nyontek Rahasia 5 Pengusaha Remaja Sukses Dunia Ini

Tak semua orang punya keberanian untuk memulakan perniagaan di usia muda. Namun, tidak berarti hal itu tidak mungkin terjadi.

Nama-nama seperti Alina Morse, Isabella Rose Taylor, Mikaila Ulmer, Bella Weems, dan Erik Finman adalah contohnya dan bukti jika remaja bukan halangan mewujudkan mimpi menjadi orang sukses. Berikut ini kisah dan rahasia sukses mereka yang perlu kita jiplak. Ini kisahnya seperti dilansir cekaja.com:

1. Alina Morse, 11 tahun

Alina Morse dibantu sang ayah menciptakan permen lolipop rasa buah bernama Zollipops saat dia masih 7 tahun. Ada yang berbeza dengan gula-gula lollipop itu. Rasa manis yang ada berasal dari campuran xylitol, sirup maltitol, jus buah bit dan stevia, bukan dari gula.

Berkat langkahnya, dia pernah mengunjungi Gedung Putih tapi bukan sebagai turis, melainkan sebagai tamu kehormatan yang diundang langsung oleh Ibu Negara Michelle Obama. Alina Morse datang dan memperkenalkan produk permennya.

Dia mengaku sangat suka permen tapi dia tahu bahwa makanan itu tidak baik untuk giginya sehingga dia menciptakan Zollipops. Dia pernah melempar pertanyaan pada dirinya sendiri, "Mengapa tidak membuat lollipop yang enak dan baik untuk gigi?".

Dia merealisasikan mimpinya pada tahun 2014, dengan menggunakan uang tabungan dari sang nenek sebesar USD 7.500 atau sekitar Rp 98 juta sebagai modal usaha. Setelah itu, dia langsung mempromosikan permen lolipop buatannya. Lolipop unik tersebut kini tersedia di pelbagai pasar raya di Amerika Syarikat dan dijual secara online di Amazon.

Lebih istimewa lagi, pengusaha belia ini mendonasikan 10 peratus hasil dari keuntungan usahanya ke beragam organisasi yang mendedikasikan diri mereka pada usaha untuk mengurangi dampak buruk gigi pada anak-anak.

Bagi Morse, hal yang menyenangkan dari menjadi seorang kidpreneur adalah dia dapat jalan-jalan dan bertemu dengan banyak orang.


2. Isabella Rose Taylor, 16 tahun

Ketika berusia 12 tahun, Isabella Rose Taylor sudah mengukir prestasi mengesankan, yaitu menjual pakaian karyanya sendiri di Nordstrom, sesuatu yang sangat diinginkan oleh perancang busana berpengalaman.

Segera selepas dia menjadi perancang termuda yang pernah memasarkan lini pakaian di kelas atas peritel, dia juga mencatat prestasi lain yaitu memamerkan desain hippie-chic di New York Fashion Week.

Untuk mendongkrak usahanya, gadis ini menjalankan homeschool. Orangtuanya selalu mendorong untuk mengikuti mimpi. Mereka mengatakan bahawa tidak perlu menunggu hingga lebih tua untuk menjadi bos dan melakukan apa yang dicintai.

Tak lama kemudan, dia mewujudkan impiannya menjadi kenyataan. Dia merasa senang bisa membangun bisnis di bidang yang disukainya dan melihatnya tumbuh. Dia juga senang bertemu orang-orang dari semua lapisan masyarakat.


3. Mikaila Ulmer, 12 tahun

Bagi Mikaila Ulmer, kesuksesannya berawal dari sengatan lebah. Berkat dorongan orangtua dan gurunya, dia mendaftar kontes entrepreneur saat dia masih sangat belia. Sebelum ini, dia disengat dua lebah dalam masa terdekat, sejak itu dia mula memikirkan peluang perniagaan dari lebah.

Untuk membantu meringankan rasa takut cucunya terhadap lebah, neneknya menghantar buku masak yang berisi resep limun. Lalu Mikaila Ulmer melakukan penelitian mengenai lebah dan mengetahui betapa pentingnya keberadaan mereka terhadap ekosistem dan mereka berdarat. Jadi dia menciptakan produk untuk menyelamatkannya.

Produk tersebut adalah Me & the Lemonade Bees, minuman yang dipermanis dengan madu dari lebah. Bagi setiap botol yang terjual, sebahagian keuntungannya disumbangkan untuk organisasi yang bekerja meringankan kesedihan lebah, termasuk juga untuk asosiasi peternak lebah.

Awalnya, limun itu dijual di restoran pizza. Sampai akhirnya minuman itu boleh mejeng di toko kelontong kelas atas. Bahagian yang paling kegemaran baginya selama menjadi kidpreneur adalah mampu bertemu orang yang mengagumkan.

4. Bella Weems, 19 tahun

Ketika Bella Weems berumur 14 tahun, dia mengalihkan minatnya untuk merajut kalung dan gelang dan menjadikannya penghasil uang. Ia memulakan perniagaan ini sebagai cara untuk menabung dan membeli mobil. Dia melakukan hal itu setelah orangtuanya mengatakan bahawa mereka tidak akan membelinya dan memintanya untuk mendapatkannya.

Dia merasa yakin melakukannya. Dan ketika dia berumur 16 tahun, usahanya meledak menjadi mesin penghasilan yang menjanjikan. Melalui Origami Owl, dia mendapat banyak keuntungan dari anting, gelang dan aksesoris lainnya.

Bagian favorit gadis ini selama menjadi seorang pengusaha adalah mampu mendorong anak-anak dari segala usia supaya tidak takut meraih impian mereka.

5. Erik Finman, 18 tahun

Erik Finman berpindah dari satu sekolah ke sekolah lain dan sering mengalami intimidasi baik secara emosional maupun fisik. Dia akhirnya putus sekolah, tapi tidak dengan pendidikannya.

Dia membangun lingkungan belajar sendiri dari rumah, menggunakan komputer dan koneksi internet, dan menyebutnya Botangle. Dia mengaku menciptakan projek sampingan ini untuk menyelamatkan dirinya. Misinya adalah mengganti sistem pendidikan publik karena pengalaman yang sangat mengerikan di dalamnya.

Erik Finman juga mencuba keuntungan dengan menanamkan pelaburan pada mata wang Bitcoin digital. Dia kemudian melancurkan perkhidmatan bimbingan video berbayar online dengan modal dari hasil pelaburan di Bitcoin.

Bahagian favoritnya selama menjadi seorang kidpreneur yaitu tidak harus pergi ke sekolah. Dia mendapatkan kebebasan untuk bepergian, bergaul dengan orang terpenting di setiap industri dan mengerjakan sesuatu yang dia cintai.


EmoticonEmoticon

 

Start typing and press Enter to search